LITTLE HELPER

Penolong Kecil. Hope you enjoy in my blog.

Minggu, 01 Mei 2016

KELOMPOK SOSIAL [Sosiologi Pertanian]




KELOMPOK SOSIAL
( Laporan Responsi Sosiologi Pertanian )





Oleh

Kelompok 3
1.     Afrida Ayu Audia      1514121107
2.     Devi Puspita A. Y.      1514121100
3.     Fitroh Amandini         1514121077
4.     Haitomi                       1514121118
5.     M. Reza Gemilang      1214121143








 
















               






JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015



I. PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang

Pemerintah memiliki kebijakan untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional, salah satunya adalah dengan peningkatan bidang ekonominya. Peningkatan bidang ekonomi ini dapat diwujudkan apabila pemerintah meningkatkan terlebih dahulu di sektor pertaniannya. Pembangunan pertanian ini dilakukan karena Indonesia adalah negara agraris dan sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah bercocok tanam.

Seiring dengan perkembangan pembangunan pertanian, pemerintah membentuk kelompok-kelompok tani agar lebih mudah dalam melakukan penyuluhan. Kelompok tani ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi petani untuk saling mencari ilmu mengenai pertanian sehingga nantinya dapat mengembangkan dan meningkatkan usaha tani yang dimilikinya. 

Keberadaan kelompok tani diharapkan dapat memberi fasilitas antara petani dengan program penyuluhan pertanian yang mempunyai tujuan yaitu dengan meningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Aktifitas usahatani yang lebih baik dapat dilihat dari adanya peningkatan dalam produktifitas usahatani yang nantinya akan meningkatkan pendapatan petani sehingga akan mendukung terciptanya kesejahteraan yang lebih baik bagi petani dan keluarganya.

Oleh karena itu, pembinaan kelompok tani perlu dilaksanakan secara lebih intensif, terarah juga terencana sehingga mampu meningkatkan peran dan fungsi dari kelompok tani tersebut.


B.     Tujuan

Adapun tujuan dilakukan turun lapang ini adalah :

1.      Mengetahui keadaan Kelompok yang ada di desa Sukajaya.
2.      Mengetahui program kegiatan yang ada pada Kelompok Tani Maju Bersama.
3.      Memberi pengetahuan mengenai kelompok-kelompok tani.






II. TINJAUAN PUSTAKA



Kelompok tani adalah sekumpulan petani/peternak atau pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi, lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota (Peraturan Kementrian Pertanian, 2007)

Kelompok tani merupakan suatu bentuk perkumpulan petani yang berfungsi sebagai media penyuluhan dan dapat merupakan dasar untuk mencapai perubahan sesuai dengan tujuan penyuluhan. anggota kelompok tani yang telah menerima teknologi baru kiranya dapat mengikuti dan megubah tingkah lakunya, sehingga mampu untuk melaksanakan usaha tani sesuai dengan rekomendasi yang telah ditentukan (Santoso,1992).

Ciri-ciri kelompok tani :

a)      Saling mengenal, akrab dan saling percaya diantara sesama anggota.
b)      Mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam usaha tani.
c)      Memiliki kesamaan dalam tradisi, jenis usaha, status ekonomi maupun sosial, bahasa, pendidikan serta ekologi.
d)     Ada pembagian tugas dan tanggung jawab antar sesama anggota, berdasarkan kesepakatan bersama.
e)      Berasaskan kerjasama dan kekeluargaan.

Adapun unsur pengikat kelompok tani adalah sebagai berikut :

a)      Adanya kepentingan yang sama diantara para anggotanya.
b)      Adanya kawasan usaha tani yang menjadi tanggung jawab bersama diantara para anggotanya.
c)      Adanya kader tani yang berdedikasi untuk menggerakkan para petani dan kepemimpinannya agar diteima oleh sesama petani lainnya.
d)     Adanya kegiatan yang dapat dirasakan menfaatnya oleh sekurang kurangnya sebagian besar anggotanya.
e)      Adanya dorongan atau motivasi dari tokoh masyarakat setempat untuk menunjang program yang telah ditentukan.

Kelembagaan pertanian ditinjau dari fungsinya dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu :

1.      Kelembagaan yang menghasilkan atau menyediakan prasarana penunjang peningkatan produksi pertanian. Contoh lembaga ini antara lain Dinas Pengairan di bawah Departemen PU (sekarang Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah).
2.      Kelembagaan yang menghasilkan sarana produksi pertanian seperti benih, pupuk dan pestisida. Contoh lembaga ini antara lain PT. Sanghyang Sri di Sukamandi Subang, PT. PUSRI di Palembang Sumsel dan PT. Pupuk Kujang di Cikampek Karawang.
3.      Kelembagaan yang melakukan produksi komoditi pertanian untuk ekspor. Contohnya PT. Perkebunan Nusantara I sampai VIII, Kelompok Tani, Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) yang mengelola pengairan di tingkat usaha tani.
4.      Kelembagaan yang melakukan pengolahan hasil pertanian. Contohnya perusahaan pabrik gula, pabrik the hitam dan pabrik pengolah kelapa sawit dan karet.
5.      Kelembagaan yang berdasarkan hasil-hasil pertanian atau hasil olahannya. Contohnya antara lain tengkulak, KUD dan eksportir pertanian.
6.      Kelembagaan yang membuat atau menentukan kebijaksanaan makro pertanian seperti peningkatan produksi atau penyaluran produk-produk pertanian yang mempunyai arti strategis (beras, terigu, gula dan minyak goring). Contohnya adalah Bulog dan Kementrian pertanian (Nurmala, 2012).


Ditinjau dari sifat terbentuknya, kelembagaan pertanian dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :

1.      Lembaga yang bersifat asli berasal dari adat kebiasaan turun-temurun. Contoh kelembagaan ini antara lain pemilikan tanah, sewa-menyewa tanah, bagi hasil, gotong royong, arisan, dan lain-lain.
2.      Kelembagaan yang baru diciptakan, baik dari dalam maupun dari luar masyarakat desa. Contohnya Lembaga Pelaksana Intensifikasi padi sawah yaitu Badan Pengendali Bimas ditingkat pusat.
3.      Kelembagaan yang dibentuk bersama antara pemerintah dan masyarakat.artinya lembaga tersebut sudah ada di desa kemudian diformalkan atau diresmikan oleh pemerintah. Contohnya Kelompok Tani, Gabungan Kelompok Tani dan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) (Nurmala, 2012).

Kelompok tani itu terbentuk atas dasar kesadaran, jadi tidak secara terpaksa. Kelompok tani ini menghendaki terwujudnya pertanian yang baik, usahatani yang optimal dan keluarga tani yang sejahtera dalam perkembangan kehidupannya. Para anggota terbina agar dapat berpandangan sama, berminat yang sama atas dasar kekeluargaan. Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa angggota kelompok tani berfungsi sebagai wadah tempat terpeliharanya dan perkembangannya, pengertian pengetahuan dan keterampilan serta kegotong-royongan berusahatani para anggotanya.  Fungsi tersebut di jabarkan dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1.         Pengadaan sarana produksi murah dengan cara melakukan pembelian bersama.
2.         Pengadaan bibit yang resisten untuk memenuhi kepentingan para anggotanya.
3.         Mengusahakan kegiatan pemberantasan, pengendalian hama, penyakit secara terpadu.
4.         Guna kepentingan bersama berusaha memperbaiki prasarana-prasarana yang menunjang usahataninya.
5.         Guna memantapkan cara bertani dengan menyelengarakan demonstrasi cara bercocok tanam, pembibitan dan cara mengatasi hama yang di lakukan bersama penyuluh.
6.         Mengadakan pengolahan hasil secara bersama agar terwujudnya kualitas yang baik, beragam dan mengusahakan pemasaran secara bersama agar terwujudnya harga yang seragam (Kartosapoetra,1994).







III. METODE PENELITIAN



A.    Penentuan Lokasi dan Turun Lapang

Penentuan Lokasi pada turun lapang ini berdasarkan ketertarikan kami dengan gabungan kelompok tani yang ada di suka jaya, selain memerlukan perhatian khusus, lokasinya juga dapat dijangkau yang di lakukan di Kelompok di desa Sukajaya.

Turun lapang ini dilakukan sebanyak satu kali, yaitu pada Rabu, 18 November 2015. Lokasi turun lapang di Desa Suka jaya, Kecamatan Raja basa Jaya, Kota Bandar Lampung.

Turun lapang ini dilakukan sebanyak satu kali yang mana kami melakukan wawancara dengan Saprodi dari Kelompok Tani Maju Bersama,dengan mencari data selengkap-lengkapnya, dan data-data berupa foto.

B.     Tipe Data dan Metode Pengambilan Data

Data yang diperlukan dalam turun lapang ini meliputi data yang valid. Data yang valid diperoleh dengan cara observasi langsung ke lokasi turun lapang dan mengadakan wawancara langsung dengan salah seorang narasumber yaitu dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah disusun dengan tujuan untuk memperoleh data yang selengkap-lengkapnya.

Metode yang kami gunakan dalam wawancara dengan narassumber adalah dengan menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam ( in-depth analysis ), yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya. Tujuan dari metodologi ini bukan suatu generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah. Penelitian kualitatif berfungsi memberikan kategori substantif dan hipotesis penelitian kualitatif.









































IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN



A.    Geografi dan Penduduk Desa

a.      Orientasi Wilayah

Secara geografis wilayah Kota Bandar Lampung berada antara 50º20’-50º30’ LS dan 105º28’-105º37’ BT dengan luas wilayah 192.96 km2 dengan batas-batas sebagai berikut :
Ø  Batas Utara : Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan
Ø  Batas Selatan : Kecamatan Padang Cermin, Ketibung dan Teluk Lampung, Kabupaten Lampung Selatan
Ø  Batas Timur : Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan
Ø  Batas Barat : Kecamatan Gedungtataan dan Padang Cermin Kabupaten Lampung Selatan.

b.      Karakteristik umum Narasumber

Karakteristik merupakan latar belakang keadaan dari narasumber sebagai suatu tanggapan dan langkah selanjutnya dalam penelitian ini. Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap satu orang narasumber di Desa Suka Jaya, Kecamatan Rajabasa Jaya, Kota Bandar Lampung, maka diperoleh gambaran karakteristik narasumber sebagai berikut :

1.      Saprodi Kelompok Tani
Bapak Rantawansyah adalah Saprodi dari Kelompok Tani Maju Bersama, Bapak Ritawan memiliki 2 orang anak. Pendidikan dari Bapak Rintawan sendiri hanyalah sampai pada bangku SMA. Beliau lahir pada 18 November 1980. Bapak Rintawan dipilih menjadi Saprodi dikarenakan royalitasnya terhadap pertanian di sekitarnya selain itu Bapak Rintawan juga memang berminat untuk menjadi pengurus Kelompok, yang terutama di bidang bendahara, ia ingin mengatur perekonomian dari Kelompok untuk menjadi Poktan yang maju dan sejahtera. Dan keinginanya untuk menjadikan kelompok tani maju sebagi sarana untuk bertukar informasi dan berbagi ilmu tentang pertanian.
































V. HASIL DAN PEMBAHASAN



A.    Sejarah Lembaga Sosial

1.      Sejarah Kelompok Maju Bersama

Gabungan Kelompok Tani Maju Bersama didirikan pada 14 Mei 2008.  Pendirian Kelompok Tani Maju Bersama ini bermula dari sebuah permasalahan petani dalam usaha taninya, para petani memerlukan suatu lembaga yang lebih tinggi sehingga dapat membantu para petani untuk mendapatkan alat-alat dan yang di distribusikan para pemerintah untuk para pengusaha tani, terutama pada kelompok tani.

Kelompok tani yang berdiri di desa Suka jaya ini menyadari bahwasanya gabungan kelompok tani sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh para masyarakat, maka pada tanggal 14 Mei 2008 Kelompok Tani Maju Bersama didirikan.

Sejak saat itulah Kelompok Tani Maju Bersama mulai menyusun sistem Administrasi kelompok tani serta mulai membenahi kekurangan-kekurangan yang dianggap perlu dibenahi.

2.      Kendala yang dihadapi Kelompok Tani Maju Bersama

Dalam Kelompok Tani Maju Bersama terdapat 20 anggota petani. Kelompok tani ini pun tidak luput dari kendala-kendala yang dihadapi, antara lain :
Ø  Kemauan para kelompok tani yang masih rendah
Ø  Kurangnya keyakinan petani terhadap program-program yang dijalankan di dalam kelompok tani

3.      Visi dan Misi Kelompok Tani Maju Bersama

a.    Visi
Terwujudnya kesejahteraan anggota dan masyarakat umumnya dalam wadah usaha bersama dengan prinsip demokrasi dan keterbukaan.

b.    Misi
ü  Melakukan kegiatan dan usaha yang bermanfaat untuk peningkatan ekonomi anggota.
ü  Menumbuhkan nilai-nilai kebersamaan, keswadayaan dengan menghimpun modal usaha melalui kegiatan simpan pinjam.
ü  Penguatan kapasitas kelembagaan organisasi masyarakat khususnya Kelompok, Poktan dan Anggota, melalui pelatihan-pelatihan dan pembinaan.
ü  Pengembangan usaha ekonomi produktif melalui peningkatan modal usaha keswadayaan anggota.
ü  Peningkatan pelayanan ekonomi kerakyatan terhadap anggota maupun non anggota.
ü  Menghimpun para pemuda didalam pemuda tani

4.      Badan Hukum atau Norma-Norma yang Melandasi
a.       Kelompok Tani berlandasan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
b.      Kelompok Tani berasaskan gotong-royong dan kekeluargaan
c.       Peraturan Kementrian Pertanian N0.273/kpts/OT.160/4/2007 tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani.

B.    Program Kegiatan Lembaga Sosial

1.    Program Kegiatan yang Telah Terlaksana
a.       Penyuluhan ke tiap-tiap kelompok tani yang ada di Desa Suka jaya.
b.      Kegiatan bercocok tanam bersama baik tanaman padi, dan palawija.
c.       Penjualan sarana produksi pertanian.
d.      Pengadaan modal untuk semua kelompok tani yang ada di bawah gabungan kelompok tani ini.
e.       Gotong royong membersihkan irigasi.
f.       Arisan beras
g.      Pemberdayaan pemuda tani setempat

2.      Program Kegiatan yang Belum Terlaksana
Tidak semua program yang telah dibuat dapat laksanakan dengan baik. Begitu pula pada program kegiatan yang ada pada Kelompok Tani Maju Bersama ini. Program yang tidak terlaksana dengan baik, seperti:
a.       Pengadaan rapat bulanan pengurus.
b.      Unit pelayanan jasa alat-alat pertanian.

C.    Keanggotaan Lembaga Sosial

Anggota pada gabungan kelompok tani ini berasal dari kelompok-kelompok tani yang ada di bawahnya.

Susunan Kepengurusan Kelompok Tani Maju Bersama adalah:

Ketua                   : Sunardi          
Sekretaris             : Marzuki   
Bendahara            : Sukir
Humas                  : Ridwan
Saprodi                 : Rantaiwan

D.    Manfaat Kelompok Tani Maju Bersama
Keberadaan Kelompok Tani yang ada di Desa Suka jaya ini mempunyai manfaat sebagai berikut :
1.      Sebagai pengkoordinir pupuk yang akan dibagikan pada setiap petani yang tergabung.
2.      Sebagai tempat untuk komunikasi, berinteraksi serta berbagi ilmu diantara para anggotanya.
3.      Sebagai tempat musyawarah dan gotong royong serta peningkat kerjasama antar anggota.
4.      Sebagai sarana untuk mempermudah mewujudkan tujuan bersama yang telah dicita-citakan.
5.      Sebagai pusat penyuluhan untuk kelompok-kelompok tani di bawahnya.






VI. KESIMPULAN



Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagi berikut :

1.      Kelompok Tani didirikan dengan tujuan sebagai pengkoordir petani yang berada di bawahnya.
2.      Kelompok Tani yang ada di Desa Sukajaya ini sudah cukup aktif.
3.      Kurangnya komunikasi dan kepercayaan terhadap instansi terkait yang juga mengakibatkan Kelompok Tani Maju Bersama vakum selama 2 tahun.
4.      Bantuan subsidi berupa benih,pupuk dan alat-alat pertanian sering tidak di salurkan dengan benar dan tepat sasaran.






DAFTAR PUSTAKA



Kartasapoetra, A.G. 1994. Teknologi penyuluhan pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Nurmala, Tati. Dkk. 2012. Pengantar Ilmu Pertanian. Graha Ilmu. Yogyakarta.

S, Santoso. 1992. Dinamika kelompok. Bumi Aksara. Jakarta.

0 komentar:

Posting Komentar