LITTLE HELPER

Penolong Kecil. Hope you enjoy in my blog.

Minggu, 01 Mei 2016

STERILISASI [Mikrobiologi Umum]

STERILISASI
(Laporan Praktikum Mikrobiologi Umum)





Oleh
Devi Puspita Amartha Yahya
1514121100









JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016





I. PENDAHULUAN



1.1   Latar Belakang

Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Ketika untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik, sesungguhnya hal itu telah menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun, kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai di dalam pekerjaan mikrobiologi akan menjadi rusak bila dibakar. Untungnya tersedia berbagai metode lain yang efektif.

Sterilisasi merupakan suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembangbiak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri . Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikrobia akan diluluhkan. Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu pemanasan, penyaringan, radiasi, dan penambahan bahan kimia. Sedangkan sterilisasi dengan cara pemanasan dapat dilakukan dengan panas basah, panas kering, pemanasan bertahap dan perebusan.

Ada tiga cara yang umum digunakan dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan kimia dan penyaringan (Filtrasi). Bila panas digunakan bersama – sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembut atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembapan maka disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering.

Sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi. Metode sterilisasi yang umum digunakan secara rutin di laboratorium mikrobiologi ialah yang menggunakan panas.

Sterilisasi merupakan usaha untuk membebaskan alat dari segala bentuk kehidupan. Dalam melakukan suatu pekerjaan dalam praktek mikrobiologi sangat dipengaruhi oleh kebersihan suatu alat yang digunakan sehingga perlu dilakukan sterilisasi untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal pada saat melakukan biakan murni yaitu hanya satu spesies mikroba yang berkembang. Oleh karena itu, begitu pentingnya sterilisasi dalam penelitian maka dilakukanlah percobaan ini.


1.2  Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.      Memahami dan mengetahui alat alat sterilisasi beserta fungsinya.
2.      Memahami perbedaan antara sterilisasi basah dan sterilisasi kering.





II. BAHAN DAN METODE


2.1  Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan percobaan ini adalah aluminium foil, kapas, erlenmeyer, gelas, plastik, kertas, oven, tabung durham dan  karet


2.2  Prosedur Kerja

Adapun langkah-langkah kerja dari percobaan ini adalah:
A.    Sterilisasi Basah
1.      Disiapkan alat sterilisasi basah atau autoclave: diperhatikan kebersihan bagian dalam alat, kecukupan air, dan alat atau bahan yang akan disterilkan.
2.      Dibungkus alat-alat gelas atau media dalam plastik tahan panas (5 buah atau beberapa cawan dapat dimasukkan dalam satu kantung plastik).
3.      Tabung reaksi dan tabung erlenmeyer yang akan disterilkan ditutup dengan kapas + aluminium foil.
4.      Diperhatikan tekanan, suhu dan waktu yang digunakan.
5.      Disterilisasi bahan dalam autoclave, umumnya digunakan tekanan 1 atm, atau pada suhu 121̊̊ C sselama 20-30 menit. Memperhatikan bahwa lamanya sterilisasi dihitung sejak suhu pada alat tersebut mencapai 121̊̊ C (bukan sejak awal sterilisasi).

B.     Sterilisasi Kering:
1.      Disiapkan alat-alat gelas yang akan disterilkan (dalam kondisi kering).
2.      Cawan petri dibungkus secara satu-persatu dengan aluminium foil atau kertas buram (cawan dibungkus dengan rapih dan tertutup dengan baik).
3.      Beberapa tabung reaksi sebaiknya dibungkus menjadi satu.
4.      Tabung erlenmeyer yang akan disterilkan bagian mulutnya ditutup aluminium foil secara individual.
5.      Alat alat dalam oven disusun secara bertumpuk tetapi jangan terlalu rapat.
6.      Tutup oven dan atur waktu yang diperlukan (jangan meninggalkan oven dalam kondisi hidup, untuk mencegah terjadinya kebakaran atau rusaknya alat).
























III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1  Tabel Hasil

Pada percobaan yang telah dilakukan, maka didapatkan data hasil pengamatan sebagai berikut :
No.
Gambar
Perlakuan
1.
Letakkan cawan petri di tengah-tengah kertas, kemudian bagian ujung-ujung kertas tersebut dilipat. Pertemukan kedua ujung lipatan tadi kemudian . Rapikan ujung-ujung lipatan kertas kemudian buatlah bentuk segitiga pada kedua sisi kertas yang sudah dilakukan. Periksa kembali hasil lipatan segitiga tadi kemudian kencangkan lipatan yang di anggap longgar. Setelah lipatan segitiga tadi kencang kemudian lipat kebagian bawah dari cawan petri.
2.
Mulut tabung reaksi disumbat dengan kapas dengan setengah bagian dari kapas ada yang di luar dan di dalam.
3.
Potong secukupnya aluminium foil lalu tutup mulut tabung erlenmeyer dengan menekan-nekan aluminium pada tabung hingga terlapisi dengan rapat.


3.2  Pembahasan

Sterilisasi dalam mikrobiologi ialah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau didalam suatu benda. Hal ini diperlukan agar mikroba yang ingin ditumbuhkan, diamati dan diisolasi terbebas dari mikroba lain (mikroba kontamina). Suatu bahan atau alat dikatakan steril bila alat atau bahan tersebut bebas dari mikroba, baik dalam bentuk sel vegetatif maupun spora sterilisasi dilakukan tehadap bahan dan alat sehingga terbebas dari kontaminasi mikroorganisme lain. Sterilisasi perlu dilakukan karena kontaminasi mikroba lain akan memberikan dampak yang tidak menguntungkan. Sterlisasi dengan pemanasan ada 4 macam yaitu pemijaran, udara panas, uap air panas dan uap air panas bertekanan. Kemudian ada juga sterilisasi dengan metode penyinaran dan penyaringan (Dwidjoseputro, 2005).

Hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode sterilisasi yaitu sifat bahan yang akan disterilkan. Metode sterilisasi antara lain :
a.       Sterilisasi secara fisik
Sterilisasi secara fisik dipakai bila selama sterilisasi dengtan bahan kimia tidak akan berubah akibat temperatur tinggi atau tekanan tinggi. Cara membunuh mikroorganisme tersebut adalah dengan panas. Panas kering membunuh bakteri karena oksidasi komponen-komponen sel. Daya bunuh panas kering tidak sebaik panas basah. Pemanasan basah dapat memakai otoklaf, tyndalisasi dan pasteurisasi. Otoklaf adalah alat serupa tangki minyak yang dapat diisi dengan uap air. Tyndalisasi merupakan metode dengan mendidihkan medium dengan uap beberapa menit saja. Pasteurisasi adalah suatu cara disinfeksi dengan pemanasan untuk mengurangi jumlah mikrooranisme tanpa merusak fisik suatu bahan. Pemanasan kering dapat memakai oven dan pembakaran. Selain itu dapat dilakukan penyinaran dengan sinar gelombang pendek (Waluyo, 2005).

Contoh penggunaan sterilisasi fisika dapat dilihat pada alat-alat sebagai berikut :
·         Sinar Ultra Violet ( UV ), sebagai pensterilan kamar bedah, ruang pengisian obat dalam ampul dan flakon di industry farmasi, ruang penanaman bakteri dalam media.
·         Sinar Gama, digunakan untuk mensterilkan material tebal seperti bungkusan alat-alat kedokteran dan paket makanan.
·         Sinar Katoda, digunakan untuk menghapus hama pada suhu kamar terhadap barang-barang yang telah dibungkus.
·         Pemanasan basah, digunakan antara lain pada medium biakan yang umum, air suling, peralatan laboratorium, biakan yang akan dibuang, medium tercemar, dan bahan-bahan dari karet
·         Pemanasan kering, digunakan antara lain pada pecah belah seperti pipet, tabung reaksi, Erlenmeyer, cawan petri dari kaca, botol sampel, juga peralatan seperti jarum suntik, dan bahan-bahan yang tidak tembus uap seperti gliserin, minyak, vaselin, dan bahan-bahan berupa bubuk.

b.      Sterilisasi secara kimia
Sterilisasi dengan metode ini biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol. Pada sterilisasi kering proses pembunuhan mikroba berdasarkan oksidasi oksigen di udara.  Suhu yang digunakan lebih tinggi kira-kira 150°.  Satu gram udara pada suhu 100°, jika didinginkan menjadi 99° hanya membebaskan 0,237 kalori.  Alat yang sering digunakan adalah oven.  Oven adalah lemari pengering dengan dinding ganda yang dilengkapi dengan termometer dan lubang tempat keluar masuknya udara, dipanaskan dari bawah dengan gas atau listrik (Bhima, 2010).

Selain dengan menggunakan oven, sterilisasi kering juga dapat dilakukan dengan memakai api gas dengan nyala api tidak berwarna atau api dari lampu spiritus.  Cara ini sangat sederhana, cepat dan menjamin sterilisasi bahan/alat yang disterilkan.  Akan tetapi sterilisasi ini hanya dapat dilakukan untuk beberapa alat/bahan saja.  Yang dapat disterilkan dengan cara ini adalah benda-benda logam (pinset, penjepit krus), gelas/porselin (sudip, batang pengaduk, kaca arloji,dan lain-lain). Seluruh permukaan alat harus berhubungan langsung dengan api selama tidak kurang dari 20 detik (Hadioetomo, 1985).

Sterilisasi kimiawi ini sering digunakan untuk sterilisasi alat-alat dari gelas gelas kimia, gelas ukur, pipet ukur, dan lain-lain serta bahan obat yang tahan pemanasan tinggi minyak lemak, vaselin.

c.       Sterilisasi secara mekanik.
Sterilisasi secara mekanik dapat dilakukan dengan penyaringan. Penyaringan dengan mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan penyaring. Sterilisasi mekanik ini dilakukan dengan cara penyaringan menggunakan sesuatu saringan yang berpori sangat kecil ( 0.22 mikron atau 0,45 mikron ) sehingga dapat menahan mikroorganisme pada saringan tersebut. Cara kerja saringan seperti itu hampir selalu rumit. Mikroorganisme sebagian tertahan oleh pori-pori saringan yang berukuran kecil sebagian jerapan pada dinding pori selama melalui saringan tersebut.

Umumnya sterilisasi mekanik atau filtrasi yang dilakukan  adalah untuk bahan-bahan yang tidak tahan atau peka terhadap panas, misalnya larutan enzim, vitamin, dan antibiotic.

Sterilisasi kering dilakukan dengan pembakaran dan oven untuk mensterilkan peralatan logam dan kaca, sedangkan sterilisasi basah dilakukan dengan dengan autoklaf, uap bebas, atau air mendidih untuk mensterilkan peralatan, medium, dan bahan-bahan yang tahan uap.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pensterilisasi. Pertama adalah lamanya pensterilisasi alat dan bahan berbeda-beda, perbedaan ini disebabkan, karena ketahanan alat dan bahan berbeda-beda. Bila alat terlalu lama dipanaskan dapat terjadi perubahan bentuk, bila pada bahan dipanaskan terlalu lama maka bahan dapat rusak seperti penguraian gula, ph dan lain-lain. Lama sterilisasi pada alat sekitar 15-30 menit, sedangkan pada bahan 15 menit. Selain itu kita juga harus memperhatikan kontaminasi mikroba yang menempel pada peralatan yang sedang disterilkan akibat dari pengamat yang sering berbicara tanpa menggunakan masker, dan juga pengamat harus memiliki anggota tubuh yang steril terutama tangan yang digunakan untuk membersihkan mikroba pada peralatan harus dalam steril.




















IV. KESIMPULAN



Dari hasil percobaan yang dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1.      Sterilisasi adalah suatu perlakuan membebaskan benda yang akan digunakan dari mikroorganisme kontaminan.
2.      Dalam mensterilkan alat memakai terdapat tiga metode yaitu metode sterilisasifisik, sterilisasi kimia, dan sterilisasi mekanik.
3.      Sterilisasisecara fisik dapat dilakukan menggunakan udara panas atau uap air panas dengan tekanan tinggi dengan temperatur 121̊̊ C.
4.      Sterilisasi secara kimia dapat dilakukan dengan menggunakan larutan desinfektan
5.      Sterilisasi secara mekanik dilakukan dengan menggunakan saringan/filter.
6.       Sterilisasi basah dilakukan di autoclave dan sterilisasi kering dilakukan dengan cara pemanasan langsung (biasanya pada alat alat gelas).



















DAFTAR PUSTAKA



Bhima. 2010. Mikrobiologi Umum. Universitas Muhammadiyah. Malang

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta

Hadietomo, Ratna Sari. 1985. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. nnnnnGramedia. Jakarta.


Waluyo. 2008. Sterilisasi. http://sterilisasi.blogspot.com. Diakses pada 14 nnnnnApril 2016 17.00.

0 komentar:

Posting Komentar