STERILISASI
(Laporan Praktikum Mikrobiologi Umum)
Oleh
Devi Puspita Amartha Yahya
1514121100
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sterilisasi
dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang
terdapat pada atau di dalam suatu benda. Ketika untuk pertama kalinya melakukan
pemindahan biakan bakteri secara aseptik, sesungguhnya hal itu telah
menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun, kebanyakan
peralatan dan media yang umum dipakai di dalam pekerjaan mikrobiologi akan
menjadi rusak bila dibakar. Untungnya tersedia berbagai metode lain yang
efektif.
Sterilisasi
merupakan suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika
ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat
berkembangbiak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan
panas yaitu spora bakteri . Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa
pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi.
Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk
paling resisten dari kehidupan mikrobia akan diluluhkan. Sterilisasi dapat
dilakukan dengan berbagai cara yaitu pemanasan, penyaringan, radiasi, dan
penambahan bahan kimia. Sedangkan sterilisasi dengan cara pemanasan dapat
dilakukan dengan panas basah, panas kering, pemanasan bertahap dan perebusan.
Ada
tiga cara yang umum digunakan dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas,
penggunaan bahan kimia dan penyaringan (Filtrasi). Bila panas digunakan bersama
– sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembut atau sterilisasi
basah, bila tanpa kelembapan maka disebut sterilisasi panas kering atau
sterilisasi kering.
Sterilisasi
kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi. Metode sterilisasi
yang umum digunakan secara rutin di laboratorium mikrobiologi ialah yang
menggunakan panas.
Sterilisasi
merupakan usaha untuk membebaskan alat dari segala bentuk kehidupan. Dalam
melakukan suatu pekerjaan dalam praktek mikrobiologi sangat dipengaruhi oleh
kebersihan suatu alat yang digunakan sehingga perlu dilakukan sterilisasi untuk
mendapatkan hasil yang lebih optimal pada saat melakukan biakan murni yaitu
hanya satu spesies mikroba yang berkembang. Oleh karena itu, begitu pentingnya
sterilisasi dalam penelitian maka dilakukanlah percobaan ini.
1.2 Tujuan
Percobaan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami
dan mengetahui alat alat sterilisasi beserta fungsinya.
2. Memahami
perbedaan antara sterilisasi basah dan sterilisasi kering.
II. BAHAN DAN METODE
2.1 Alat
dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang
digunakan dalam melakukan percobaan ini adalah aluminium foil, kapas,
erlenmeyer, gelas, plastik, kertas, oven, tabung durham dan karet
2.2 Prosedur
Kerja
Adapun langkah-langkah kerja dari percobaan ini
adalah:
A.
Sterilisasi Basah
1. Disiapkan
alat sterilisasi basah atau autoclave: diperhatikan kebersihan bagian dalam
alat, kecukupan air, dan alat atau bahan yang akan disterilkan.
2. Dibungkus
alat-alat gelas atau media dalam plastik tahan panas (5 buah atau beberapa
cawan dapat dimasukkan dalam satu kantung plastik).
3. Tabung
reaksi dan tabung erlenmeyer yang akan disterilkan ditutup dengan kapas + aluminium
foil.
4. Diperhatikan
tekanan, suhu dan waktu yang digunakan.
5. Disterilisasi
bahan dalam autoclave, umumnya digunakan tekanan 1 atm, atau pada suhu 121̊̊ C
sselama 20-30 menit. Memperhatikan bahwa lamanya sterilisasi dihitung sejak
suhu pada alat tersebut mencapai 121̊̊ C (bukan sejak awal sterilisasi).
B. Sterilisasi
Kering:
1. Disiapkan
alat-alat gelas yang akan disterilkan (dalam kondisi kering).
2. Cawan
petri dibungkus secara satu-persatu dengan aluminium foil atau kertas buram (cawan
dibungkus dengan rapih dan tertutup dengan baik).
3. Beberapa
tabung reaksi sebaiknya dibungkus menjadi satu.
4. Tabung
erlenmeyer yang akan disterilkan bagian mulutnya ditutup aluminium foil secara
individual.
5. Alat
alat dalam oven disusun secara bertumpuk tetapi jangan terlalu rapat.
6. Tutup
oven dan atur waktu yang diperlukan (jangan meninggalkan oven dalam kondisi
hidup, untuk mencegah terjadinya kebakaran atau rusaknya alat).
III. HASIL DAN
PEMBAHASAN
3.1 Tabel
Hasil
Pada percobaan yang telah
dilakukan, maka didapatkan data hasil pengamatan sebagai berikut :
No.
|
Gambar
|
Perlakuan
|
1.
|
Letakkan cawan petri di
tengah-tengah kertas, kemudian bagian ujung-ujung kertas tersebut
dilipat. Pertemukan kedua ujung lipatan tadi kemudian . Rapikan
ujung-ujung lipatan kertas kemudian buatlah bentuk segitiga pada kedua
sisi kertas yang sudah dilakukan. Periksa kembali hasil lipatan segitiga
tadi kemudian kencangkan lipatan yang di anggap longgar. Setelah lipatan
segitiga tadi kencang kemudian lipat kebagian bawah dari cawan
petri.
|
|
2.
|
Mulut
tabung reaksi disumbat dengan kapas dengan setengah bagian dari kapas ada
yang di luar dan di dalam.
|
|
3.
|
Potong
secukupnya aluminium foil lalu tutup mulut tabung erlenmeyer dengan
menekan-nekan aluminium pada tabung hingga terlapisi dengan rapat.
|
3.2 Pembahasan
Sterilisasi dalam mikrobiologi
ialah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau didalam
suatu benda. Hal ini diperlukan agar mikroba yang ingin ditumbuhkan, diamati
dan diisolasi terbebas dari mikroba lain (mikroba kontamina). Suatu bahan atau
alat dikatakan steril bila alat atau bahan tersebut bebas dari mikroba, baik
dalam bentuk sel vegetatif maupun spora sterilisasi dilakukan tehadap bahan dan
alat sehingga terbebas dari kontaminasi mikroorganisme lain. Sterilisasi perlu
dilakukan karena kontaminasi mikroba lain akan memberikan dampak yang tidak
menguntungkan. Sterlisasi dengan pemanasan ada 4 macam yaitu pemijaran, udara
panas, uap air panas dan uap air panas bertekanan. Kemudian ada juga
sterilisasi dengan metode penyinaran dan penyaringan (Dwidjoseputro, 2005).
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode sterilisasi yaitu sifat
bahan yang akan disterilkan. Metode sterilisasi antara lain :
a. Sterilisasi
secara fisik
Sterilisasi secara fisik dipakai bila selama
sterilisasi dengtan bahan kimia tidak akan berubah akibat temperatur tinggi
atau tekanan tinggi. Cara membunuh mikroorganisme tersebut adalah dengan panas.
Panas kering membunuh bakteri karena oksidasi komponen-komponen sel. Daya bunuh
panas kering tidak sebaik panas basah. Pemanasan basah dapat memakai otoklaf,
tyndalisasi dan pasteurisasi. Otoklaf adalah alat serupa tangki minyak yang
dapat diisi dengan uap air. Tyndalisasi merupakan metode dengan mendidihkan medium
dengan uap beberapa menit saja. Pasteurisasi adalah suatu cara disinfeksi
dengan pemanasan untuk mengurangi jumlah mikrooranisme tanpa merusak fisik
suatu bahan. Pemanasan kering dapat memakai oven dan pembakaran. Selain itu
dapat dilakukan penyinaran dengan sinar gelombang pendek (Waluyo, 2005).
Contoh penggunaan
sterilisasi fisika dapat dilihat pada alat-alat sebagai berikut :
·
Sinar Ultra Violet ( UV ), sebagai
pensterilan kamar bedah, ruang pengisian obat dalam ampul dan flakon di
industry farmasi, ruang penanaman bakteri dalam media.
·
Sinar Gama, digunakan untuk mensterilkan
material tebal seperti bungkusan alat-alat kedokteran dan paket makanan.
·
Sinar Katoda, digunakan untuk menghapus
hama pada suhu kamar terhadap barang-barang yang telah dibungkus.
·
Pemanasan basah, digunakan antara lain pada medium biakan yang
umum, air suling, peralatan laboratorium, biakan yang akan dibuang, medium
tercemar, dan bahan-bahan dari karet
·
Pemanasan kering, digunakan antara lain pada pecah belah seperti pipet, tabung
reaksi, Erlenmeyer, cawan petri dari kaca, botol sampel, juga peralatan seperti
jarum suntik, dan bahan-bahan yang tidak tembus uap seperti gliserin, minyak,
vaselin, dan bahan-bahan berupa bubuk.
b. Sterilisasi
secara kimia
Sterilisasi dengan metode ini biasanya
menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol. Pada sterilisasi kering
proses pembunuhan mikroba berdasarkan oksidasi oksigen di
udara. Suhu yang digunakan lebih tinggi kira-kira
150°. Satu gram udara pada suhu 100°, jika didinginkan menjadi 99°
hanya membebaskan 0,237 kalori. Alat yang sering digunakan adalah
oven. Oven adalah lemari pengering dengan dinding ganda yang
dilengkapi dengan termometer dan lubang tempat keluar masuknya udara, dipanaskan
dari bawah dengan gas atau listrik (Bhima, 2010).
Selain dengan menggunakan oven,
sterilisasi kering juga dapat dilakukan dengan memakai api gas dengan nyala api
tidak berwarna atau api dari lampu spiritus. Cara ini sangat
sederhana, cepat dan menjamin sterilisasi bahan/alat yang
disterilkan. Akan tetapi sterilisasi ini hanya dapat dilakukan untuk
beberapa alat/bahan saja. Yang dapat disterilkan dengan cara ini
adalah benda-benda logam (pinset, penjepit krus), gelas/porselin (sudip, batang
pengaduk, kaca arloji,dan lain-lain). Seluruh permukaan alat harus
berhubungan langsung dengan api selama tidak kurang dari 20 detik (Hadioetomo,
1985).
Sterilisasi kimiawi ini
sering digunakan untuk sterilisasi alat-alat dari gelas gelas kimia, gelas
ukur, pipet ukur, dan lain-lain serta bahan obat yang tahan pemanasan tinggi
minyak lemak, vaselin.
c. Sterilisasi
secara mekanik.
Sterilisasi secara mekanik dapat dilakukan dengan penyaringan. Penyaringan
dengan mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan penyaring. Sterilisasi
mekanik ini dilakukan dengan cara penyaringan menggunakan sesuatu saringan yang
berpori sangat kecil ( 0.22 mikron atau 0,45 mikron ) sehingga dapat menahan
mikroorganisme pada saringan tersebut. Cara kerja saringan seperti itu hampir
selalu rumit. Mikroorganisme sebagian tertahan oleh pori-pori saringan yang
berukuran kecil sebagian jerapan pada dinding pori selama melalui saringan
tersebut.
Umumnya sterilisasi mekanik atau filtrasi yang
dilakukan adalah untuk bahan-bahan yang
tidak tahan atau peka terhadap panas, misalnya larutan enzim, vitamin, dan
antibiotic.
Sterilisasi kering dilakukan dengan pembakaran dan
oven untuk mensterilkan peralatan logam dan kaca, sedangkan sterilisasi basah
dilakukan dengan dengan autoklaf, uap bebas, atau air mendidih untuk
mensterilkan peralatan, medium, dan bahan-bahan yang tahan uap.
Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam melakukan pensterilisasi. Pertama adalah lamanya
pensterilisasi alat dan bahan berbeda-beda, perbedaan ini disebabkan, karena
ketahanan alat dan bahan berbeda-beda. Bila alat terlalu lama dipanaskan dapat terjadi
perubahan bentuk, bila pada bahan dipanaskan terlalu lama maka bahan dapat
rusak seperti penguraian gula, ph dan lain-lain. Lama sterilisasi pada alat
sekitar 15-30 menit, sedangkan pada bahan 15 menit.
Selain itu kita juga harus memperhatikan kontaminasi mikroba yang menempel pada
peralatan yang sedang disterilkan akibat dari pengamat yang sering berbicara tanpa menggunakan
masker, dan juga pengamat harus memiliki anggota tubuh yang
steril terutama tangan yang digunakan untuk membersihkan mikroba pada peralatan
harus dalam steril.
IV. KESIMPULAN
Dari
hasil percobaan yang dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Sterilisasi
adalah suatu perlakuan membebaskan benda yang akan digunakan dari
mikroorganisme kontaminan.
2. Dalam
mensterilkan alat memakai terdapat tiga metode yaitu metode sterilisasifisik,
sterilisasi kimia, dan sterilisasi mekanik.
3. Sterilisasisecara
fisik dapat dilakukan menggunakan udara panas atau uap air panas dengan tekanan
tinggi dengan temperatur 121̊̊ C.
4. Sterilisasi
secara kimia dapat dilakukan dengan menggunakan larutan desinfektan
5. Sterilisasi
secara mekanik dilakukan dengan menggunakan saringan/filter.
6. Sterilisasi basah dilakukan di autoclave dan
sterilisasi kering dilakukan dengan cara pemanasan langsung (biasanya pada alat
alat gelas).
DAFTAR PUSTAKA
Bhima.
2010. Mikrobiologi Umum.
Universitas Muhammadiyah. Malang
Dwidjoseputro,
D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi.
Djambatan. Jakarta
Hadietomo,
Ratna Sari. 1985. Mikrobiologi Dasar
Dalam Praktek. nnnnnGramedia.
Jakarta.
Waluyo.
2008. Sterilisasi. http://sterilisasi.blogspot.com. Diakses pada 14 nnnnnApril 2016 17.00.
0 komentar:
Posting Komentar